EKONOMI
KELEMBAGAAN DAN PERUBAHAN EKONOMI
Salah satu sasaran terpenting dari
pembangunan ekonomi adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, selain
aspek pemerataan dan stabilitas ekonomi.
Salah
satu model pertumbuhan ekonomi yang paling populer adalah fungsi produksi yang
diperkenalkan oleh Harrod-Domar dan Solow. Dalam model ini, fokus utama
pertumbuhan ekonomi adalah pada faktor-faktor produksi, yaitu stok dan tenaga
kerja. Sumber daya alam termasuk tanah, terkadang dimasukkan sebagai faktor
produksi ketiga, tetapi seringkali sebagai bagian dari stok modal.
Pada level nasional, fyngsi produksi
mendeskripsikan hubungan ukuran dari tenaga kerja dan stok modal suatu negara
yang biasanya terukur dalam Produk Nasional Bruto (PNB). Sedangkan pada level
perusahaan atau ekonomi mikro, fungsi produksi tersebut mengabstrasikan
seberapa banyak peningkatan output yang dihasilkan suatu perusahaan bila jumlah
tenaga kerja atau stok modal meningkat, dengan faktor produksi yang lain
dianggap tetap (Perkins, et. Al., 2001:39). Pada titik ini yaitu pada level
makro, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tiga variabel yaitu tabungan,
investasi, dan penduduk.
Dalam tradisi ekonomi kelembagaan,
sumber pertumbuhan ekonomi tidak harus bertumpu pada investasi semata meski hal
tersebut penting. Walau faktor tknologi dianggap tidak berubah (given), pertumbuhan ekonomi tetap bisa
dilakukan. Pertumbuhan ekonomi tanpa adanya perubahan atau peningkatan
teknologi disebut dengan pertumbuhan kasus statis (Yeager, 1998:35-36). Hal
tersebut dapat dijelaskan melalui kurva possibilities
frontier.
Berikut
adalah bagan pertumbuhan ekonomi dalam kasus statis :











Tugas
terpenting yang harus dilakukan agar tercipta spesialisasi adalah menciptakan
kelembagaan yang efisien.
Terdapat dua jalur yang dapat
dilakukan untuk mendesain kelembagaan ekonomi yang memunculkan biaya transaksi
rendah, yaitu :
- Membuat regulasi baik formal
maupun informal yang menjamin kepastian pelaku ekonomi melakukan transaksi
atau pertukaran
- Memperkuat sistem penegakan
apabila terjadi masalah dalam proses transaksi
Hanya
dengan dua jalur inilah biaya transaksi dapat ditekan sehingga memunculkan
pasar yang sebenarnya. Pasar inilah yang mempertemukan permintaan dan penawaran
atas barang dan jasa. Ukuran pasar yang besar menuntut adanya pembagian kerja
atau spesialisasi.
Hal
yang tak dapat dialpakan adalah peran dari kelembagaan informal seperti agama,
keyakinan, budaya, dan code of conduct
untuk turut mendorong efisiensi dan produktivitas kegiatan ekonomi.
Kelembagaan
informal yang kuat dan baik, seperti menghargai waktu, disiplin, kerja dan
jujur; diyakini akan mempengaruhi tingkat produktivitas. Sebaliknya, di negara
yang penduduknya tidak disiplin dan kurang menghargai waktu, dipastikan akan
berimplikasi terganggunya kegiatan ekonomi sehingga produktivitasnya rendah.
Model pertumbuhan ekonomi
sebelumnya, merupakan model lamam dengan pengandaian tidak terjadi perubahan
teknologi.
Model
pertumbuhan seperti itu relevan di masanya ketika perubahan teknologi tidak
pernah terjadi atau setidaknya perubahan tersebut berjalan sangat lambat.
Sekarang
teknologi tidak lagi dianggap sebagai variabel eksogen dalam proses produksi,
melainkan dimasukkan sebagai variabel inti dari fungsi produksi sejajar dengan
modal, tenaga kerja, dan tanah.
Proses pertumbuhan ekonomi dalam
pengertian dinamika endogen, yakni dengan memasukkan inovasi dan perubahan teknologi
sebagai variabel endogen yang berkembang dinamis, yang kemudian dinela dengan
sebutan “teori pertumbuhan baru” (Jaffee, 1998:107).
Ada
dua jalan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu :
- Meningkatkan jumlah sumber
daya dalam proses produksi
- Pertumbuhan ekonomi juga bisa
datang dari peningkatan produktivitas sumber daya
Bagaimana
teknologi dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu ?
- Sebuah negara harus
mempercepat dan memperkuat kreativitas manusia
- Mengupayakan agar pasar modal
berfungsi dengan baik
- Menciptakan lingkungan yang
kompetitif sehingga bisa menekan korporasi untuk secara terus nenerus
memperbaiki produk-produknya atau sanggup mengambil resiko
Operasional
fungsi kelembagaan dalam pendekatan dinamis ini agak berbeda dengan kasus
pertumbuhan statis.
Kelembagaan dalam pendekatan dinamis
diharapkan bisa mengubah perilaku organisasi khususnya pada level perusahaan.
Berikut adalah ilustrasi sederhana terkait pernyataan tersebut.
Tiap
perusahaan selalu berorientasi pada profit dan profit dapat dicapai dengan
berbagai cara. Pemerintah dapat memperoleh laba dengan berbagai cara misalnya,
hak monopoli, lisensi, tata niaga, dll. Dengan hak keistimewaan tersebut,
korporasi dapat dengan mudah mendapat keuntungan. Perusahaan juga bisa
memperoleh laba melalui perubahan dan peningkatan teknologi sehingga produk
yang dihasilkan kompetitif di pasar. Dalam jangka panjang, perusahaan akan terus
bertahan dengan melakukan pembaharuan produk lewat perubahan dan adaptasi
teknologi baru.
Berikut adalah bagan mengenai
petumbuhan ekonomi dalam kasus dinamis, yaitu :




Negara berkembang
memiliki kesadaran yang rendah dalam meletakkan aspek penelitian dan
pengembangan, sehingga komitmen pada level perusahaan hampir tak terlihat. Juga
pembiayaan R&D masih bertumpu pada pemerintah. Akibatnya, perekonomian
negara berkembang selalu tergantung pada negara maju karena kemampuan
teknologinya yang rendah. Negara maju dapat meningkatkan kapasitas teknologi
tiap saat melalui percepatan R&D, sehinga berdampak pada peningkatan
kualitas dan jumlah output yang dihasilkan.
Namun, hal lain yang
dapat dilakukan oleh negara berkembang adalah dengan membenahi sektor
pendidikan.
Dalam
pendekatan biaya transaksi, perusahaan dilihat sebagai struktur tata kelola, menggantikan
pandangan aliran neoklasik yang menempatkan perusahaan sebagai fungsi produksi.
Dalam pendekatan neoklasik, kuantitas input digunakan dalam proses produksi
yang telah terspesifikasi yakni melihat teknologi sebagai faktor eksogen yang
akan menentukan kuantitas output.
Terdapat tiga
faktor yang terlibat dalam tata kelola perusahaan, yaitu independensi direksi,
kepemilikan lembaga, dan kehadiran pemegang saham mayoritas.
Beberapa
mekanisme untuk mengontrol manajemen yang terdapat pada tata kelola korporasi
(Hart, 1995:681-685), yaitu :
1. Model
komisaris yaitu pemegang saham memilih komisaris bertindak mewakili kepentingan
mereka, dan badan ini sebaliknya memonitor manajemen ouncak dan meratifikasi
keputusan yang penting
2. Model
perjuangan perwakilan : jika kinerja anggota komisaris cukup buruk maka
pemegang saham dapat menggantinya
3. Model
pemegang saham besar : pemegang saham kecil memiliki sedikit insentif untuk
memonitor manajemen atau meluncurkan model perjuangan perwakilan
4. Model
pengambil alihan paksa: pengambilalihan paksa pada prinsipnya merupakan
mekanisme yang jauh lebih kuat untuk mendisiplinkan manajemen
5. Model
struktur keuangan: sumber disiplin lain yang penting bagi manajer adalah adanya
insentif yang diberikan melalui struktur keuangan korporasi
#tugaske10
#10