TEORI
MODAL SOSIAL
Teori modal sosial awalnya berasal dari
sebuah ide cetusan Pierre Bordieu yang tertuang dalam tulisannya yang berjudul ‘Le Capital Notes Provisoires’ yang
diterbitkan pada tahun 1980 dalam ‘Actes de la Recherche en Sciences Sociales’.
Namun
karena tulisan Bordieu ditulis dalam bahasa Perancis, tidak banyak ilmuwan
sosial yang menaruh perhatian. Lalu James L. Coleman mempublikasikan tulisan
dari topik yang sama dalam bahasa Inggris pada tahun 1993, dan mendapat perhatian
dari para ilmuwan. Para ahli berkeyakinan bahwa Coleman-lah yang mencetuskan
ide tentang konsep modal sosial.
Poldan (dalam walis, Killerby, dan
Dollery, 2004:239) menyebut modal sosial “sangat dekat untuk menjadi konsep
gabungan bagi seluruh disiplin ilmu sosial”. Dua modal lain yang populer namun
berbeda dari modal sosial adalah modal ekonomi dan modal manusia.
Coleman
mendefiniskan modal sosial berdasarkan fungsinya, yaitu menurutnya modal sosial
bukan suatu entitas tunggal, tetapi entitas majemuk yang mengandung dua elemen
yaitu modal sosial mencakup beberapa aspek dari struktur sosial dan modal
sosial memfasilitasi tindakan tertentu dari pelaku (aktor) baik individu maupun
perusahaan dalam struktur tersebut. Modal sosial bersifat produktif.
Peletak pondasi konsep modal sosial,
Bordieu, mendefinisikan modal sosial sebagai agregat sumber daya aktual ataupun
potensial yang diikat untuk mewujudkan jaringan yang awet sehingga
menginstitusionalisasikan hubungan persahabatan yang saling menguntungkan.
Dia
berkeyakinan bahwa bahwa jaringan sosial tidaklah alami atau given melainkan
dikonstruksi melalui strategi investasi yang berorientasi pada pelembagaan
hubungan-hubungan kelompok. Definisi tersebut mengandaikan bahwa modal sosial
memisahkan dua elemen yaitu hubungan sosial itu sendiri yang mengizinkan
individu untuk mengklaim akses terhadap sumber daya yang dipunyai oleh asosiasi
mereka dan jumlah dan kuantitas dari sumber daya tersebut. Burt memaknai modal
sosial sebagai teman, kolega, dan lebih umum kontak lewat siapapun yang membuka
peluang bagi pemanfaatn modal ekonomi dan manusia (Portes, 1998:6).
Coleman (1988:102-105) menyebutkan
tiga bentuk dari modal sosial, yaitu :
- Struktur kewajiban,
ekspektasi, dan kepercayaan. Pada elemen ini modal sosial tergantung dari
dua elemen kunci yaitu kepercayaan dari lingkungan sosial dan perluasan
aktual dari kewajiban yang sudah dipenuhi.
- Jaringan informasi. Informasi
sangat penting sebagai basis tindakan, tetapi informasi itu mahal, tidak
gratis.
- Norma dan sanksi yang efektif
. Norma dalam sebuah komunitas yang mendorong individu untuk mencapai
prestasi dapat digolongkan sebagai modal sosial.
Bentuk-bentuk
modal sosial selalu berkaitan dengan struktur sosial di mana masyarakat
tersebut diam.
Modal
sosial dalam bentuk ekspektasi dan kepercayaan ini dapat ditransformasikan
menjadi keunggulan untuk memperoleh benefit ekonomi. Demikian halnya dengan
jejaring informasi yang bersumber dari banyak pihak, mengandaikan bahwa
individu tersebut gampang mendapat informasi secara lengkap dan murah.
Implikasinya adalah keputusan (ekonomi) yang dilakukan dapat diambil secara
tepat dan cepat sehingga dapat menghasilkan keuntungan.
Modal sosial dapat menjadi aset bagi
organisasi maupun anggotanya. Modal sosial secara spesifik dapat (Chegini, et. Al.,
2012:3158) :
- Mempengaruhi sukses pekerjaan
- Membantu pekerja menemukan
pekerjaan dan menciptakan portofolio pekerja yang lebih baik di organisasi
- Memfasilitasi pertukaran
sumber daya antar unit
- Memotivasi pembaruan,
penciptaan model intelektual, dan efisiensi multifungsi tim
- Mengurangi perubahan pekerjaan
karyawan
- Memperkuat hubungan dengan
pemasok, jaringan produksi regional dan pembelajaran organisasi
Secara
umum, modal sosial bisa dilakukan pendekatan melalui dua perspektif, yaitu:
- Mengkaji modal sosial dari
perspektif pelaku.
- Mencermati modal sosial dari
persepektif masyarakat.
Coleman
melihat dari dua sudut pandan sekaligus dengan cakupan yang lebih luas mengenai
bentuk-bentuk modal sosial termasuk ekspektasi, norma, dan sanksi (dalam
Rosyadi, 2003:29).
Terdapat empat argumentasi yang dapat
disajikan untuk memberikan penjelasan yang representatif, yaitu :
- Aliran informasi. Dalam pasar
yang tidak sempurna, ikatan sosial dalam posisi lokal dapat memberikan
informasi pada individu yang berguna tentang kesempatan dan pilihan.
Tergantung pada individu tersebut dapat menganda;kan lingkungan dan
potensi dirinya untuk mendapat informasi terssebut atau tidak. Dengan
adanya informasi yang tepat, akan mengurangi biaya transaksi.
- Ikatan sosial dapat
mempengaruhi pelaku
- Ikatan sosial mungkin
diberikan oleh organisasi atau pelakunya sebagai sertifikasi kepercayaan
sosial individu
- Hubungan sosial diekspektasikan
dapat memperkuat kembali identitas dan pengakuan.
Jika
dipilah dalam tiga penampakan, akan didapat sebuah operasionalisasi modal
sosial, yaitu :
- Menurut sumber dan
pengejawantahannya, struktur modal sosial terdiri dari peran dan aturan,
jaringan dan hubugan interpersonal dengan pihak lain, serta prosedur dan
kejadian
- Menurut cakupannya, struktur
modal sosial terbentuk dari organisasi sosial aspek kognisinya terwujud
dalam budaya sipil
- Menurut elemen-elemen umum,
struktur modal sosial terbangun berdasarkan ekspektasi yang mengarah pada
perilaku kerja sama yang saling menguntungkan.
Konsep modal sosial mempunyai dimensi
multispektrum. Terdapat empat cara pandang terhadap modal sosial (Woolcock dan
Narayan, 2000:229-238), yaitu :
- Pandangan komunitarian yang
menyamakan modal sosial dengan organisasi lokal, seperti klub, asosiasi,
dam kelompok-kelompok sipil
- Pandangan jaringan/jejaring
menggabungkan dua level, sisi atas dan sisi bawah yang menekankan
pentingnya asosiasi vertikal dan horisontal di antara orang-orang dan
relasinya dengan entitas organisasi lain, semacam kelompok komunitas dan
perusahaan.
Konsep
ini mengoperasikan dua sifat penting modal sosial yaitu sebagai ikatan dan
jembatan.. Pandangan jajeraing ini dapat dikarakteristikkan dalam dua proposisi
kunci yaitu modal adalah pedang bersisi dua dan sumber-sumber modal sosial
perlu dipisahkan dari konsekuensi-konsekuensi yang muncul dari kemungkinan
negatif.
- Pandangan kelembagaan
berargumentasi bahwa vitalitas jaringan komunitas dan masyarakat sipil
merupakan produk dari sistem politik, hukum, dan lingkungan kelembagaan.
- Pandangan sinergi berupaya
mengintegrasikan konsep jejaring dan kelembagaan. Evans (1992, 1995, 1996)
menyimpulkan bahwa sinergi antara pemerintah dan masyarakat didasarkan
pada prinsip komplementer dan keterlekatan.
Bila diidentifikasi lebih lanjut, kontroversi
yang menyangkut konsep modal sosial dibagi dalam empat isu, yaitu :
- Kontroversi yang menghadapkan
apakah modal sosial itu aset kolektif atau individu. Kontroversi ini
berasal dari persinggungan antara perspektif makro versius level hubungan.
Pada level kelompok, modal sosial merepresentasikan beberapa agregasi
sumber daya yang bernilai bagi interaksi anggota dalam sebuah jaringan.
- Kontroversi yang melihat modal
sosial sebagai “klosur” atau jaringan terbuka dalam sebuah jaringa atau
relasi sosial.
- Kontroversi yang dipicu oleh
pandangan Coleman yang menyatakan bahwa modal sosial merupakan “sumber
daya struktur sosial” yang menghasilkan keuntungan bagi individu dalam
sebuah tindakan yang spesifik.
- Kontroversi mengenai
pengukuran
Di
luar kontroversi tersebut, bahasan tentang konsep modal sosial didominasi oleh
cara pandang yang terlalu positif, artinya menempatkan modal sosial sebagai
variabvel yang dapat memberikan manfaaat bagi kemaslahatan bersama.
Dalam
salah satu bagian risalahnya, Yoram Ben-Porath (dalam Coleman, 1988:96)
mengembangkan konsep yang sangat dekat dengan pengertian modal sosial, yakni yang
disebut sebagai “F-connection”. F-connection tersebut terdiri dari families artinya keluarga dan firms atau perusahaan. Tetapi konsep F-connection tsb memiliki implikasi
negatif terhadap pertukaran ekonomi atau kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Empat konsekuensi negatif modal
sosial (Portes, 21998:15) yaitu :
- Pengucilan dari pihak luar
- Dampak klaim terhadap anggota
kelompok
- Rintangan terhadap kebebasan
individu
- Penyempitan ruang lingkup dari
norma
Modal
sosial bisa merusak bila digunakan untuk kepentingan-kepentingan sempit,
contohnya adalah kasus mafia, di mana ikatan yang kuat dalam organisasi tsb
digunakan secara tertutup demi melindungi operasi usaha ilegal, kekerasan, dan
kejahatan.
Hubungan antara modal sosial dan
pembangunan ekonomi mengambil dua karakteristik yaitu :
- Penelitian hulu yang mencoba
mencari landasan teoritis yang merelasikan modal sosial dengan pembangunan
ekonomi
- Penelitian hilir yang berusaha
melacak implikasi modal sosial terhadap pembangunan ekonomi
Dalam
perspektif rasionalitas transaksionbal (digunakan untuk menganalisis pertukaran
ekonomi), tujuan utamanya adalah memperoleh modal ekonomi dan kepentingan dalam
aspek transaksional pertukaran yang dimediasi oleh harga dan uang.
Kegunaan
dari pertukaran adalah untuk mengoptimalisasi keuntunga transaksional,
sedangkan pilihan rasional didasarkan pada analisis hubungan-hubungan
alternatif yang meproduksi beragam keuntungan dan biaya transaksional.
Aturan-aturan
pertukaran berperan dalam dua hal yaitu :
- Jika hubungan dengan agen
tertentu menghasilkan keuntungan maka keputusannya adalah melanjutkan
hubungan transaksi
- Bila hubungan tsb gagal
menghasilkan laba relatif, maka ada dua pilihan yang dapat diambil yaitu
menemukan hubungan alternatif yang bisa memproduksi keuntungan atau
merawat hubungan tsb tetapi dengan berupaya mengurangi biaya transaksional
#8
#tugas8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar